Sabtu, 24 Mei 2014

DAMPAK PORNOGRAFI terhadap anak

Sebagian besar remaja memiliki risiko yang sangat besar terpapar muatan pornografi, dan pengamat menyebutkan dialog terbuka orangtua dan anak mengenai dampak pornografi penting dilakukan.
Bagi banyak orangtua seperti mimpi buruk jika anak mereka melihat ataupun tersandung masalah dan mengakses situs pornografi.
Tetapi semakin banyaknya kamar tidur anak-anak yang dilengkapi dengan perangkat komputer dan perkembangan teknologi smartphone banyak orangtua yang harus menerima kondisi yang tidak dapat dihindarkan.
Belum diketahui angka statistik berapa banyak anak-anak yang mengakses situs pornografi, atau berapa banyak mereka mengaksesnya.
Pada 2011 lalu, survei yang dilakukan secara luas di Uni Eropa menunjukkan bahwa seperempat dari anak-anak usia 9-16 tahun pernah melihat gambar seksual dan hanya 11 % yang mengaksesnya dari situs internet.
Sebagian dari sepertiga anak-anak usia 16 hingga 18 tahun telah melihat gambar seksual pada telepon genggam di sekolah setidaknya beberapa kali dalam sebulan, seperti ditemukan dalam survei YouGov 2010.

Dampak pornografi

Smartphones
Perkembangan teknologi telepon pintar membuat anak mudah mendapatkan konten pornografi.
Asosiasi Nasional Kepala Sekolah di Inggris meminta agar anak-anak diajari dampak pornografi tentunya dengan cara yang sesuai dengan usia mereka. Dan pelajaran itu dimasukan dalam kurikulum nasional. Jadi dari usia muda yaitu 10 tahun akan diajari cara mengakses internet yang aman dan diberikan peringatan tentang konten dalam situs-situs.
"Anak-anak tumbuh dalam dunia yang dipenuhi kejahatan seksual dan mudahnya mengakses situs pornografi di internet dan mereka membutuhkan kemampuan untuk mengatasinya," kata penasihat kebijakan Sion Humphreys.
Kuncinya agar para remana sadar dengan kehidupan personal mereka dan apa yang mereka lihat.
Pornografi bukanlah seks yang normal, seperti disampaikan para juru kampanye.
Cindy Gallop, eksekutif periklanan yang menjadi web entrepreneur, telah membuat situs yang membandingkan "dunia porno" dengan "dunia nyata" seks.
Gallop, yang berbicara tentang itu dalam sebuah konferensi pada 2009 lalu, mengatakan kebebasan untuk mengakses pornografi secara online, disandingkan dengan masyarakat yang enggan berbicara mengenai seks telah menghasilkan kondisi "pornografi menjadi pendidikan seks".
Salah seorang juru kampanye mengkhawatirkan tekanan terhadap perasaan anak perempuan dan laki-laki untuk melakukan seuatu yang tidak seharusnya tidak mereka lakukan.
Jika banyak remaja menyaksikan pornografi, dan aktivitas penyebaran pornografi, maka akan mempengaruhi kehidupan seksual mereka.
Gallop menyatakan komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak mengenai dampak pornografi adalah penting sebagai upaya pencegahan.


SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews